Tawadhu, neraca bermasyarakat dalam Islam
Tawadhu, neraca bermasyarakat dalam Islam

Tawadhu, Neraca Bermasyarakat dalam Islam

Posted on

Makhluk sosial merupakan makna dari manusia itu sendiri, sebab manusia perlu untuk berinteraksi terhadap orang disekitarnya. Bersosial atau bermasyarakat perlu adanya sebuah tata krama dan sopan santun, tidak diperkenankan semau hati sendiri.

Islam tidak hanya membahas mengenai ibadah semata, melainkan hal-hal yang sepele pun turu dibahasa secara detail dan terperinci terlebih lagi persoalan berinteraksi terhadap sesama muslim. Semisal bagaimana sikap muslim dihadapan muslim lainnya ketika berbicara dan berdiskusi, apakah menggunakan kata-kata yang kasar dan keras atau mengucapkan dengan pelan dan lemah lembut.

Di dalam Islam ada salah satu sifat yang terpuji dikenal dengan sebutan tawadhu yang artinya adalah merendahkan diri, dimana merendahkan diri tersebut dikhususkan kepada yang berhak yaitu Allah swt, dan juga kepada setiap orang yang telah Allah perintahkan untuk bersikap tawadhu kepada mereka seperti Imam, Hakim, Ulama (ustadz/guru) dan orang tua.

Tawadhu merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap umat Islam, terlebih lagi disaat ia berada di sekumpulan orang yang banyak. Adapun kebalikan dari sifat ini ialah sombong yang harus dijauhkan dari dalam diri kita sebagai umat muslim.

Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim).

Yang dimaksud dalam hadist tersebut ialah, siapa saja yang memiliki sifat tawadhu karena Allah swt maka Allah akan memuliakannya dan meninggikan derajatnya serta kedudukan yang tinggi dan mulia di hadapan manusia di dunia dan akhirat.

Menjadi pribadi yang tawadhu tidak semudah membalik telapak tangan, namun perlu adanya riayadhoh (latihan) dan keistiqomahan dalam menjalankkannya. Sebab godaan selalu ada bagi mereka yang berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *